WELCOME

SELAMAT BERKUNJUNG DI GURU BAHASA INDONESIA SMKN 10 MALANG SEMOGA DAPAT BERMANFAAT"

Sabtu, 01 Agustus 2015

Karakteristik Teks Anekdot



Teks anekdot berbeda dengan teks lain. Ciri yang membedakan teks anekdot dengan teks yang lain adalah sebagai berikut.
1. Struktur teks
Teks anekdot yang baik memiliki struktur abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda. Tidak selalau teks anekdot memiliki lima bagian tersebut. Akan tetapi, bagian yang harus ada dalam teks anekdot adalah orientasi-krisis-reaksi.
• Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.
• Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita. Orientasi akan membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita.
• Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh (terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan).
• Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul.
• Koda yaitu penutup cerita atau keadaan akhir cerita.

2.    Kaidah teks 
• Memiliki ajaran moral/mengandung pelajaran 
• Memiliki unsur lucu/konyol/menjengkelkan 
• Menyindir 
• Bahasa, kebahasaan yang sering digunakan dalam penulisan teks anekdot adalah perbandingan, perumpamaan, dan konjungsi temporal dan sebab akibat.

Perhatikan Contoh Berikut!
Bandingkan kedua teks berikut ini!
Teks mana yang termasuk teks anekdot?
Teks 1
Tertib lalu lintas harus ditegakkan. Hari ini polisi menggelar operasi di Jalan Was.
Polisi: Mengapa kamu tidak pakai helm
Pengendara: Helm saya hilang, Pak
Polisi: kalau hilang, beli atau bayar denda di sini?
Pengendara: kalau saya beli helm, saya tidak puna uang untuk bayar denda. Pasti nanti saa juga disuruh baar denda karena saya juga tidak punya SIM.
Polisi:????
Polisi mengeluarkan surat tilang. Motor pengendara harus ditinggal.
Teks 2
Sejak bertemu dengan dia, hidupku menjadi lebih berarti. Dia sahabat baikku. Setiap hari aku mendapatkan wejangan-wejangan darinya. Salah satunya adalah wejangan bagaimana cara menikmati hidup agar tidak tamak dan selalu bersyukur. “Seandainya bisa, manusia pasti akan menggenggam dunia,” katanya suatu saat.

Pembahasan!
Teks 1berbentuk drama sedangkan teks 2 berbentuk cerita. Kedua teks di atas memiliki ajaran/pesan moral. Akan tetapi, teks 1 adalah teks anekdot sedangkan teks 2 bukan teks anekdot. Hal ini disebabkan oleh sebagai berikut.
  1. Teks 1 adalah teks anekdot sebab memiliki struktur sebagai berikut. Abstraksi : Operasi tertib lalu lintas Orientasi : tertib lalu lintas harus ditegakkan Krisis : pengendara ditilang Reaksi : polisi mengeluarkan surat tilang Koda : pengendara harus meninggalkan kendaraan di TKP
Teks 2 tidak memiliki struktur seperti teks 1.
  1. Selain struktur teks, hal yang tampak berbeda dari kedua teks tersebut adalah unsur lucu/jengkel/konyol. Teks 1 memiliki unsur tersebut, sedangkan teks 2 tidak memilikinya.
  2. Teks 1 berisi sindiran terhadap seseorang yang tidak tertib lalu lintas. Sedangkan teks 2 memiliki amanat yang kuat yaitu hidup harus selalu bersyukur dan tidak tamak.

Jumat, 31 Juli 2015

Membandingkan Dua Teks Anekdot Berdasarkan Struktur Dan Ciri Bahasanya



Untuk membandingkan dua teks anekdot hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. bacalah teks dengan cermat
2. pahami makna kedua teks
3. bandingkan strukur dan kaidah kebahasaan kedua teks
Struktur teks anekdot yang lengkap meliputi lima bagian yaitu abstraksi,orientasi,krisis,reaksi, dan koda. Bagian yang harus ada dalam teks anekdot adalah orientasi,krisis, dan reaksi.
1. Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita
2. Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita.
3. Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik
4. Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul
5. Koda yaitu penutup cerita
Bahasa teks anekdot
1. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya, bisa berupa ungkapan, peribahasa, ataupun majas.
2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
3. Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan.
5. Konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi temporal (penanda waktu) dan konjungsi sebab-akibat
Teks anekdot dapat berupa puisi, drama, maupun monolog.
Perhatikan contoh berikut ini!
Teks 1
1 Orang miskin biasanya menganggap pergantian pemimpin hanya sekedar pergantian satu majikan pada majikan lainnya.
2 Seorang tua tengah menggembalakan keledainya di padang rumput saat tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh.
3 “Cepat larinya,” teriak si tua itu pada si keledai, “jangan sampai mereka menangkap kita.”
4 Tetapi si keledai tetap kalem berjalan.
“Katakan,” ujar si keledai, “jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?”
5 “Kukira tidak,” jawab si tua.
“Lalu apa peduliku dengan siapa yang akan kulayani? Toh bebanku sama saja.”
6 Si tua pun berlari meninggalkan keledai.
Teks II
1 Para sungai berdemo protes pada lautan.
2 Para sungai : Kenapa saat kami memasuki lautan, kami masih segar dan enak diminum. Tetapi mengapa kau buat asin dan tak dapat diminum setelah kami berada di dalammu?
3 Laut : Jangan datang jika kau tak mau jadi asin!

Pembahasan
Kedua teks tersebut dikatakan teks anekdot karena keduanya memiliki unsur lucu/konyol/jengkel, serta memiliki pesan moral. Pesan moral teks I adalah setiap pemimpin pasti memiliki sebuah kebijakan/peraturan dan jangan menganggap nasib kita akan sama ketika pimpinan kita ganti. Sedangkan teks II memiliki ajaran yaitu orang yang benar-benar melindungi kita (laut) terkadang kita masih menyangkal dengan berbagai alasan yang logis.
Kedua teks di atas memiliki bentuk teks yang berbeda. Teks pertama berbentuk narasi (monolog) sedangkan teks kedua berbentuk drama (dialog).
Struktur teks I
Abstraksi : paragraf 1 (penggambaran cerita)
Orientasi : paragraf 2 (awal cerita)
Krisis : paragraf ke 3 (munculnya masalah)
Reaksi : paragraf 4 dan 5 (tanggapan tokoh si keledai)
Koda : paragra 5 (penutup cerita)
Struktur teks II
Orientasi : paragraf 1
Krisis : Paragraf 2
Reaksi : paragraf 3
Bahasa yang digunakan teks pertama menggunakan kalimat pengandaian. Tokoh si keledai berandai-andai jika dia tertangkap musuh bebannya tidak akan berubah. Sedangakan teks kedua menggunakan sindiran lewat pengandaian yaitu jika sungai tak mau berubah rasa jangan bermuara ke laut.
Catatan:
  1. Berdasarkan strukturnya kita dapat membandingkan dua teks anekdot dari abstraksi,orientasi,krisi,reaksi, atau koda.
  2. Berdasarkan bahasa kita dapat membandingkan kedua teks anekdot berdasarkan bahasa yang dipakainya dengan mengamati majas, ungkapan, pesan, pengandaian atau kalimat retoris yang ada di dalamnya.

Kamis, 30 Juli 2015

Menganalisis Teks Anekdot



Sekilas Konsep
Sebelum ini, kalian sudah bisa menulis teks anekdot dengan memahami struktur anekdot. Kali ini, kita akan menganalisis teks anekdot.
Analisis teks anekdot adalah menguraikan bagian-bagian teks anekdot. Bagian-bagian teks anekdot adalah sebagai berikut.
1. Struktur teks
Teks anekdot yang baik memiliki struktur abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda. Tidak selalau teks anekdot memiliki lima bagian tersebut. Akan tetapi, bagian yang harus ada dalam teks anakedot adalah orientasi-krisis-reaksi.
• Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.
• Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita. Orientasi akan membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita.
• Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik yang dialami oleh tokoh (terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan).
• Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul.
• Koda yaitu penutup cerita atau keadaan akhir cerita.
1.        Kaidah Bahasa Bahasa yang biasa digunakan dalam teks anekdot sebagai berikut.
2.       Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya.
3.       Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim Contoh: • Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri orang (sindiran dengan pengandaian). • Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan). • Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim).
4.       Pertanyaan retoris Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Contoh: Apakah kau sudah siap mati?
5.       Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan.
6.       Kalimat yang mengandung unsur lucu/konyol/jengkel.
7.       Konjungsi atau kata hubung Konjungsi yang terdapat dalam teks anekdot adalah konjungsi sebab-akibat dan konjungsi temporal. Konjungsi sebab-akibat, antara lain maka, karena, sebab. Sedangkan konjungsi temporal adalah konjungsi yang menandakan hubungan waktu. Konjungsi temporal bisanya digunakan untuk urutan peristiwa, yakni setelah, lalu, kemudian. Langkah atau tahap menganalisis teks adalah sebagai berikut.
8.       Membaca teks
9.       Memahami teks
10.    Menganalisis struktur teks yaitu memisahkan bagian abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda
11.     Menemukan kata kias, konjungsi, kalimat retoris (jika ada)
12.    Menemukan kalimat yang mengandung unsur lucu/konyol/jengkel
13.    Menentukan sindiran
14.    Menentukan amanat atau pesan moral
Perhatikan contoh!
Seorang tua tengah menggembalakan keledainya di padang rumput, tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh.
“Cepat larinya,” teriak si tua itu pada si keledai, “jangan sampai mereka menangkap kita.”
Tetapi si keledai tetap kalem berjalan.
“Katakan,” ujar si keledai, “jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?”
“Kukira tidak,” jawab si tua.
“Lalu apa peduliku dengan siapa yang akan kulayani? Toh bebanku sama saja.”
Si tua pun berlari meninggalkan keledai.
Hasil analisis!
•1. Analisis Struktur teks
Abstraksi : Seorang tua tengah menggembalakan keledainya di padang rumput
Orientasi : tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh.
Krisis : “Cepat larinya,” teriak si tua itu pada si keledai, “jangan sampai mereka menangkap kita.”
Tetapi si keledai tetap kalem berjalan
Reaksi : “Katakan,” ujar si keledai, “jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?”
“Kukira tidak,” jawab si tua
Koda : Si tua pun berlari meninggalkan keledai
Analisis Ciri kebahasaan
• Konjungsi yang digunakan: tiba-tiba dan tetapi.
• Kalimat yang mengandung unsur lucu/jengkel adalah kalimat “Tetapi si keledai tetap kalem berjalan”.
• Teks tersebut menyindir rakyat yang tidak peduli terhadap siapa pemimimpinnya karena tidak akan mengubah nasibnya.
• Dari sindiran tersebut, bisa ditarik sebuah amanah yaitu pedulilah terhadap pemimpin karena pemimpinlah yang akan menentukan kebijakan pemerintah (termasuk kebijakan yang akan mengubah nasib rakyatnya).
·          

Mengevaluasi Teks Anekdot Berdasarkan Struktur Isi Dan Bahasanya



Teks anekdot merupakan teks yang lucu/jengkel/konyol tapi mengandung ajaran moral. Oleh sebab itu, teks anekdot sering ditulis/dibaca seseorang untuk menghilangkan rasa stress. Akan tetapi, setiap teks anekdot memiliki tingkat kelucuan/kejengkelan/kekonyolan yang berbeda-beda sehingga tingkat humor pun berbeda-beda.
Teks anekdot yang baik adalah teks yang memiliki unsur lucu/jengkel/konyol, memiliki pesan moral sebagai pencerahan, dan strukturnya jelas.
Untuk mengevalusi teks anekdot, kita memerlukan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini.
1. Siapa partisipan/tokoh dalam teks tersebut?
2. Siapa yang kita sindir?
3. Sudah runtutkah rangkaian peristiwanya?
4. Bagaimana kelengkapan struktur teks abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda?
5. Apakah ada unsur lucu/jengkel/konyol?
6. Apakah anekdot itu memberikan pencerahan bagi pembaca?
7. Bagaimana ketepatan penggunaan bahasa teks anekdot itu?
8. Apakah teks tersebut sesuai dengan topik?
Perhatikan Contoh Contoh:
Orang Tuaku Sayang, Anakku Malang
Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang di rumah karena harus mengisi acara seminar maupun diklat. Sudah satu bulan lamanya mereka tidak bertemu anaknya. Rasa kangen pun mendera. Sang bapak ingin menguji anaknya, apakah dia mencintai dan merindukannya.
Bapak: Wan, apakah kamu sayang terhadap orang tuamu?
Iwan: sangat sayang. Aku selalu merindukan ayah dan ibu ketika aku sendiri di rumah (Jawab Iwan bohong)
Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Beliau percaya kalau anaknya sangat menyayangi orangtua.
Ayahnya kemudian berdoa, “Ya, Allah terimakasih kau telah titipkan hamba seorang anak yang baik. Berikan dia hukuman jika salah.”
Seketika itu, Iwan jatuh dan pingsan.
Bapaknya segera melarikannya ke rumah sakit. Iwan langsung mendapatkan pertolongan tim medis dan masuk ruang ICU. Ayahnya hanya menangis.

Mari kita Evaluasi
• Partisipan yang terlibat dalam teks anekdot di atas adalah Bapak, Iwan, dan tim medis. Tokoh-tokoh tersebut memiliki peran masing-masing.
• Teks tersebut menyindir orang tua dan anak. Orang tua yang selalu meninggalkan anak karena pekerjaan dan anak yang membohongi orangtua.
• Rangkaian peristiwa di atas sudah runtut dan logis. Dimulai dengan abstraksi dan ditutup dengan koda. Krisis dalam teks di atas juga memiliki unsur konyol, Ayahnya kemudian berdoa, “Ya, Allah terimakasih kau telah titipkan hamba seorang anak yang baik. Berikan dia hukuman jika salah.” Seketika itu, Iwan jatuh dan pingsan.
• Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut sudah tepat.
• Judul teks tersebut sudah tepat karena mewakili keseluruhan isi teks.
Dari evaluasi di atas, dapat dikatakan teks anekdot ‘Orang Tuaku Sayang, Anakku Malang’
termasuk teks anekdot yang bagus.
  •