WELCOME

SELAMAT BERKUNJUNG DI GURU BAHASA INDONESIA SMKN 10 MALANG SEMOGA DAPAT BERMANFAAT"

Sabtu, 06 Oktober 2012

SOLUSI MENGATASI HAMBATAN DALAM MENULIS



SOLUSI MENGATASI HAMBATAN DALAM MENULIS
SEBAGAI PENULIS PEMULA HAMPIR DAPAT DIPASTIKAN AKAN MENGALAMI HAMBATAN YANG MENYEBABKAN PENANYA TAK BISA DIDERAKKAN LAGI, SEOLAH-OLAH IA KEHA BISAN IDE UNTUK
DITULIS. APAKAH BENAR IA KEHABISAN IDE ATAU IA BELUM PERNAH MEMPELAJARI TEORI MENULIS? MARI KITA IKUTI TULISAN SINGKAT INI!
"Jangan Pikirkan apa yang akan kamu tulis, tapi tulislah apa yang ada dalam pikiranmu." (Anis Matta)

Ingin baca selengkapnya:
Saya akan berceritasedikit tentang hambatan yang sering dialami oleh seorang penulis, salah satunya adalah apa yang disebut dengan "PEN MACET". Dalam dunia kepenulisan, istilah ini sering diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seorang penulis mengalami kemandegan dalam berkarya. Saya sering mengalaminya. Saya kadang susah untuk memulai kalimat apa yang tepat untuk mengawali sebuah tulisan. Banyak yang menyarankan bahwa awalan tulisan harus menarik, itu yang kadang menggangu pikiran dan membuat saya susah mencari kalimat yang tepat.
Nah, biasanya, saya akan menuliskan sebuah pernyataan penting di awal kalimat. Itulah ide dasar saya, biasanya, keseluruhan tulisan nantinya berpatokaan pada ide awal itu. Ini saya lakukan untuk menghindari pembicaraan yang melebar. Kalau tidak, saya akan memaparkan gagasan seseorang (seperti dalam tulisan ini), harapannya, hanya untuk menarik perhatian saja, selebihnya yang paling penting adalah apa gagasan baru dan pengalaman yang bisa disampaikan.
Kemudian, saya juga sering kehabisan ide. Misalnya, ketika saya akan menulis sebuah artikel untuk media massa, ide itu serasa sudah habis. kasusnya begini, untuk artikel di media massa, biasanya berkisar antara 5-7 halaman. Kadang, baru sampai 2-3 halaman saja sudah mandeg, kehabisan ide. Untuk mengatasinya, biasanya saya bagi keseluruhan artikel itu kedalam 2 sub judul. Contoh, saya akan menulis tentang "Media dan Terorisme", judul utama itu dibagi lagi menjadi dua sub judul "propaganda" dan "Hegemoni AS". Hal itu akan memudahkan untuk menguraikan permasalahan tentang tema yang akan dikupas.
Sebenarnya, tak masalah menguraikan tulisan tersebut tanpa membaginya ke dalam 2 sub judul, tapi biasanya pembahasan akan melebar kemana-mana dan tidak fokus. Untuk menghindari ketidak fokusan pembahasan, pembagian sub judul itu yang sering saya lakukan . Selain itu, usaha lain yang saya lakukan agar kemandegan tidak menghinggap adalah menyiapkan data yang cukup terkait dengan tema tulisan yang akat diangkat. Untuk sebuah artikel, biasanya saya membaca 2-3 buku ditambah data dari internet atau koran, ini untuk memperkaya karya agar selain memuat hasil analisis, karya juga memaparkan data untuk memperkuat analisis itu.
Faktor lainya yang juga membuat saya mandeg menulis adalah masalah "Kemasalan". Kalau sudah malas, susah sekali untuk bangkit menulis. Semua orang pasti pernah mengalami rasa malas yang begitu hebat. Nah, bagaimana jika disaat menulis beberapa saat, tulisan belum selesai dan rasa malas itu mulai menyerang. Jawabannya adalah (ini pengalaman saya), yakin bahwa tulisan yang akan dibuat itu sangat penting untuk orang lain.
Ketika orang lain membaca, akan bertambah wawasannya, syukur-syukur bisa mencerahkan dan merubah tingkah lagu pembacanya menuju perliku yang lebih baik. Keyakinan ini yang bisa memberikan semangat kepada saya untuk segera merampungkan tulisan. Harapannya sederhana, orang lain yang membaca akan segera mendapatkan manfaat dari karya itu. Ini yang memberikan dorongan saya untuk segera merampungkan sebuah karya.
Demikian cerita singkat saya mengenai "PENSIL MACET", semoga berguna dan selamat menulis
nuven_ridel@yahoo.co.id

Rabu, 03 Oktober 2012

ISLAM REVIEW LINGUSTIC ETHIMOLOGI,NURIL ANWAR, S.Pd.

"Agama" by ethimologis derived from the word "a" means "no" and "gamma" which means "chaotic / confusion" Sangskerta). So in review lingusistik ethimologi religion means no messy / confused. For that to my students of SMK Negeri 10 is expected to conclude that there is a problem when the problem is severe, the only place to vent is run into the street of Sallah is Religion.
"Islam" in ethimologis means "Congratulations" (Arabic). Thus "Islam" in review Ethimologis linguistics can be predicted that reduced Islam to the world is nothing but unruk regulate human life in seluruhas [per life world (socially, commerce, education, etc.) in order to manage the world's most are professionals who are able to make humans humans as individuals / groups can live safely calm tranquility until the hereafter.
So I am writing this very simple hopefully will motivate the reader to constantly improving minded about religion so that they can apply them correctly in accordance with the guidance of Allah and His Messenger

AGAMA ISLAM TINJAUAN LINGUISTIK ETHIMOLOGI



AGAMA ISLAM TINJAUAN LINGUSTIK ETHIMOLOGI
Berbicara tentang agama memang secara faktual hanya berkisar pada ajaran-ajaran agama itu sendiri untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. namun dalam tulisan sederhana ini penulis  akan mengupas agama dalam tinjausan linguistik ethimologi dengan tujuan supaya memperoleh wawasan yang lebih luas tentang agama . memperluas wawasan tentang agama itu sah-sah saja, asal tidak bermaksud memutarbalikkan sehingga bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri

"Agama" secara ethimologis  berasal dari kata "a"  yang artinya "tidak" dan "gama" yang artinya "kacau/galau"Sangskerta). Jadi agama dalam tinjauan lingusistik ethimologi berarti tidak kacau/galau. Untuk itu pada siswaku SMK Negeri 10 diharapkan mampu menyimpulkan bahwa bila ada masalah problem yang berat, satu-satunya tempat curhat adalah lari ke jalan SAllah yaitu Agama.

            Sedangkan "Islam" secara ethimologis berarti"Selamat"(Arab). Jadi Agama Islam dalam tinjauan linguistik Ethimologis dapat diprediksi bahwa diturunkan Agama Islam ke dunia ini tidak lain hanyalah unruk mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspek kehidupan di dunia ini (pergaulan, perdagangan, pendidikan, dan lain sebagainya) agar dunia ini ter-manage secara profesional yang mampu menjadikan  manusia manusia sebagai individu/kelompok dapat hidup selamat tenang sentosa sampai hari akhir nanti.

             Demikian tulisan saya yang sangat sederhana ini semoga dapat memotivasi pembaca untuk selalu meningkatkan wawasannya tentang Agama sehingga mampu menerapkannya secara benar sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya