WELCOME

SELAMAT BERKUNJUNG DI GURU BAHASA INDONESIA SMKN 10 MALANG SEMOGA DAPAT BERMANFAAT"

Kamis, 29 November 2018

Negosiasi Antara Penjual Dan Pembeli Di Pasar Seni Sukawati


Negosiasi Antara Penjual Dan Pembeli Di Pasar Seni Sukawati
            Dialog ini berlangsung di kawasan Pasar Seni Sukawati, Denpasar, Bali. Penjual barang-barang seni adalah seorang gadis Bali asli, sedangkan pembeli adalah seorang ibu muda dari Eropa yang bisa berbahasa IndonesiaDi pasar itu dijual barang-barang seni khas Bali. Pembeli bisa membeli barang-barang tersebut dengan harga terjangkau, seperti perhiasan, tas, pakaian khas Bali, batik, lukisan, dan patung.Salah satu patung yang dijual di pasar itu adalah Patung Garuda Wisnu Kencana. Seperti terlihat pada gambar di atas, itu adalah patung Dewa Wisnu yang sedang menaiki kendaraannya, burung garuda.Dalam dunia pewayangan Jawa, Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara perdamaian dan keadilan. Tahukah kalian bahwa Dewa Wisnu adalah anak Bathara Guru dan Dewi Uma?

1.
Penjual
:
Good morning, Mam. Selamat pagi.
2.
Pembeli
:
Selamat pagi.
3.
Penjual
:
Mari, mau beli apa?
4.
Pembeli
:
Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
5.
Penjual
:
Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?
(Penjual menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
6.
Pembeli
:
Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
7.
Penjual
:
Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan habis.
8.
Pembeli
:
Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia mengamatinya dengan cermat)
9.
Penjual
:
 Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
10.
Pembeli
:
Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
11.
Penjual
:
Tiga ratus ribu.
12.
Pembeli
:
Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?
13.
Penjual
:
Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di tempat lain lebih mahal.
14.
Pembeli
:
Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
15.
Penjual
:
Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
16.
Pembeli
:
Dua ratus tujuh puluh lima ribu
17.
Penjual
:
Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh.Mau beli apa lagi?
18.
Pembeli
:
Tidak. Itu saja. Ini uangnya. (Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas plastik yang bertuliskan nama kiosnya.  Pembeli memberikan uang pas).
19.
Penjual
:
Ya, terima kasih.
20.
Pembeli
:
Terima kasih. Bye, bye.
21.
Penjual
:
Have a nice day.(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)


CONTOH 2:


‘’PRAKERIN’’
’’Disebuah bengkel pemilik bengkel sedang menunggu hari pertama anak prakerin yang akan magang dibengkelnya’’
Pemilik bengkel : Gimana ini jam berapa anak-anak prakerin belum datang
Willis         : ma’af pak kami baru datang
Pemilikbengkel  : jam berapa kalian baru datang?
Erik          : habisnya macet pak  tadi dijalan
Pemilik bangkel : oke kali ini kaliansaya ma’afkan tapi ingat jangan di ulangi
                            Lagi. MENGERTI?
Rido          : mengerti pak
    ’’karena ada pelanggan mereka pun menemui pelanggan tersebut’’
Willis         : permisi pak ada yang bisa saya bantu?
Pelanggan      : ini tiba-tiba mobil saya mogok tolong dicek apa yang mesti                                  iperbaiki dan jangan lama karenananti ada  


                                Meating dikantor.
Erik                       : baik pak,silahkan tunggu disana pak.
Pelanggan             : oh iya terimakasih.
     ’’merekapun memperbaiki mobil pelanggan tersebut.tidak lama kemudian mobilpun sudah selesai diperbaiki’’
Rido                      : pak mobilnya sudah selesai diperbaiki mari silahkan                                                                       dicoba.
      ’’pelanggan pun mencoba mobilnya yabg sudah diperbaiki’’
Pelanggan              : bagaimana ini mobil saya tetap tidak bisa menyala?
Willis                    :ma;af pak  mungkin ada kesalahan sedikit
Pelanggan             : gimana sih,kalian bisa  memperbaiki apa tidak?
Erik                      : bisa  pak,tapi mungkan ada kesalahan sedikit mari
                                  silahkan tunggu disana.
Pelanggan             : tunggu-tunggu,saya bias telat meating kalau
                                   Harus nungguin mobil saya yang gak selesai-selesai.
Rido                     : kamiminta ma’af  pak
     ’’karena mendengar kegaduhan pemilik bengkelpun datang’’
Pemilik bengkel      : ada apa ini?
Pelanggan             : bagaimana ini karyawan anda memperbaiki mobil
                                    saya tidak bisa
Willis                    : ma’af pak mungkin ada kesalahan
                                    sedikit sehingga mobilnya tidak bisa dinyalakan
Pemilik bengkel      : boleh saya memeriksa mobil anda sebentar?
Pelanggan             : boleh asalkan jangan lama-lama karena saya
                                     harus meating.
      ’’pemilik bengkel pun memeriksa mobil pelanggan tersebut.sementra
anak-anak menenangkan pelanggan yang marah tersebut’’
      Tidak lama kemudian pemilik bengkel menghampiri pelanggan dan
anak-anak prakerin
Pemilik bengkel       : ma’af pak bensin mobil anda habis sehingga tidak
                                   bisa dinyalakan
      ’’Pelanggan tersebut melihat spido bensin’’
Pelanggan                 : oh iya pak,kalau begitu ma’af saya sudah
                                    marah-marah kepada karyawan bapak!
Pemilik bengkel       : sebenarnya ini bukankaryawan saya.tapi mereka
                                    adalah anak prakerinyang magang di bengkel saya.
Pelanggan                : ma’af  ya dik,saya gak tau kalau kalian baru
                                    mencari pengalaman kerja
Erik                          : iya,tidak apa-apa kami juga minta ma’af
                                     gara-gara kami bapak jadi telat meatingnya.
Pelanggan                 : enggak kok dik,saya dapat sms bahwa
                                     meatingnya  diundur besok
     ’’dansetelah mengetahui apa masalahnya pelanggan tersebut dapat
berangkat lagi menuju kantornya,dan pemilik bengkel tidak memarahi
ana-anak prakerin dan anak-anak prakerin masih dapat maganag
dibengkel tersebut’’




CONTOH 3  :

Contoh Menyunting Teks Negosiasi secara Bahasa
Ibu
:
Shinta...Rama....sini, Nak, Ibu mau bicara tentang ayah.
Ibu
:
Begini anak-anak, ayah kalian, kan, sebentar lagi pulang dari berlayar. Ibu ingin memberi kejutan pada ayah. Usul ibu, bagaimana kalau kita ajak ayah untuk makan malam spesial keluarga? Kita makan di restoran favorit ayah dan ibu dulu sebelum menikah.
Shinta
:
Yah, Ibu, menurutku itu kurang berkesan, ah. Lebih baik beri ayah hadiah saja. Rama bisa mendesain, kan? Nah, kita buat desain karikatur dari foto ayah kemudian beri pigura agar bagus, gimana?
Rama
:
Aku setuju. Hadiah itu bisa kita simpan di kantor ayah. Jadi, setiap ayah kerja di ruang kantor, hadiah itu akan selau terlihat. Keren, kan?
Ibu
:
Hmmm, bagaimana, yah? Ibu kurang setuju dengan usul kalian.
Shinta
:
Yah, Ibu. Kalau makan di restoran gak akan berkesan lama, Bu.
Rama
:
Naaah, aku ada usul. Gimana kalau kita beri kejutan hadiah karikatur foto ayah saat makan malam aja? Jadi, usul Ibu dan Kak Shinta bisa diterima. Gimana?
Ibu
:
Wah, Ibu setuju, deh.
Shinta
:
Oke. Aku juga setuju.


Contoh 4:
 Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha
Setelah para karyawan sebuah perusahaan di bidang elektronika melakukan aksi mogok kerja dengan melakukan demonstrasi di depan kantor perusahaan, akhirnya wakil perusahaan itu menerima wakil para karyawan untuk berdialog. Dialog itu dijaga oleh sejumlah petugas keamanan. Sementara itu, beratus-ratus karyawan masih berdemonstrasi di depan kantor perusahaan.

1.
Wakil karyawan
:
Selamat sore, Pak.
2.
Wakil perusahaan
:
Selamat sore. Mari, silakan duduk.
3.
Wakil karyawan
:
Ya, terima kasih.
4.
Wakil perusahaan
:
Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan.  Anda siapa?
5.
Wakil karyawan
:
Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk  menemui pimpinan.
(Mereka bersalaman)
6
Wakil perusahaan
:
Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.
7.
Wakil karyawan
:
: Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.
8.
Wakil perusahaan
:
: Maksudnya?
9.
Wakil karyawan
:
: Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat  memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami menerima upah sebesar Rp3.000.000,00.
10.
Wakil perusahaan
:
: Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP (upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.
11.
Wakil karyawan
:
: Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan kami dipenuhi.
12
Wakil perusahaan
:
Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.
13
Wakil karyawan
:
Lalu, bagaimana?
14.
Wakil perusahaan
:
Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya  mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini   perusahaan mana pun mengalami kesulitan.
15
Wakil karyawan
:
Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang.
Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak.
Paling tidak kami menerima gaji sebesar  Rp2.800.000,00.
16
Wakil perusahaan
:
Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.
17
Wakil karyawan
:
 Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.
18.
Wakil perusahaan
:
Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman karyawan dan
sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.
1.
Wakil karyawan
:
Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?
20
Wakil perusahaan
:
Ya, silakan.
21
Wakil karyawan
:
Ya, terima kasih. Selamat sore.
22
Wakil perusahaan
:
Selamat sore.(Mereka bersalaman)