WELCOME

SELAMAT BERKUNJUNG DI GURU BAHASA INDONESIA SMKN 10 MALANG SEMOGA DAPAT BERMANFAAT"

Jumat, 31 Juli 2015

Membandingkan Dua Teks Anekdot Berdasarkan Struktur Dan Ciri Bahasanya



Untuk membandingkan dua teks anekdot hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. bacalah teks dengan cermat
2. pahami makna kedua teks
3. bandingkan strukur dan kaidah kebahasaan kedua teks
Struktur teks anekdot yang lengkap meliputi lima bagian yaitu abstraksi,orientasi,krisis,reaksi, dan koda. Bagian yang harus ada dalam teks anekdot adalah orientasi,krisis, dan reaksi.
1. Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita
2. Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita.
3. Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya konflik
4. Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul
5. Koda yaitu penutup cerita
Bahasa teks anekdot
1. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya, bisa berupa ungkapan, peribahasa, ataupun majas.
2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
3. Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan.
5. Konjungsi yang sering digunakan adalah konjungsi temporal (penanda waktu) dan konjungsi sebab-akibat
Teks anekdot dapat berupa puisi, drama, maupun monolog.
Perhatikan contoh berikut ini!
Teks 1
1 Orang miskin biasanya menganggap pergantian pemimpin hanya sekedar pergantian satu majikan pada majikan lainnya.
2 Seorang tua tengah menggembalakan keledainya di padang rumput saat tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh.
3 “Cepat larinya,” teriak si tua itu pada si keledai, “jangan sampai mereka menangkap kita.”
4 Tetapi si keledai tetap kalem berjalan.
“Katakan,” ujar si keledai, “jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?”
5 “Kukira tidak,” jawab si tua.
“Lalu apa peduliku dengan siapa yang akan kulayani? Toh bebanku sama saja.”
6 Si tua pun berlari meninggalkan keledai.
Teks II
1 Para sungai berdemo protes pada lautan.
2 Para sungai : Kenapa saat kami memasuki lautan, kami masih segar dan enak diminum. Tetapi mengapa kau buat asin dan tak dapat diminum setelah kami berada di dalammu?
3 Laut : Jangan datang jika kau tak mau jadi asin!

Pembahasan
Kedua teks tersebut dikatakan teks anekdot karena keduanya memiliki unsur lucu/konyol/jengkel, serta memiliki pesan moral. Pesan moral teks I adalah setiap pemimpin pasti memiliki sebuah kebijakan/peraturan dan jangan menganggap nasib kita akan sama ketika pimpinan kita ganti. Sedangkan teks II memiliki ajaran yaitu orang yang benar-benar melindungi kita (laut) terkadang kita masih menyangkal dengan berbagai alasan yang logis.
Kedua teks di atas memiliki bentuk teks yang berbeda. Teks pertama berbentuk narasi (monolog) sedangkan teks kedua berbentuk drama (dialog).
Struktur teks I
Abstraksi : paragraf 1 (penggambaran cerita)
Orientasi : paragraf 2 (awal cerita)
Krisis : paragraf ke 3 (munculnya masalah)
Reaksi : paragraf 4 dan 5 (tanggapan tokoh si keledai)
Koda : paragra 5 (penutup cerita)
Struktur teks II
Orientasi : paragraf 1
Krisis : Paragraf 2
Reaksi : paragraf 3
Bahasa yang digunakan teks pertama menggunakan kalimat pengandaian. Tokoh si keledai berandai-andai jika dia tertangkap musuh bebannya tidak akan berubah. Sedangakan teks kedua menggunakan sindiran lewat pengandaian yaitu jika sungai tak mau berubah rasa jangan bermuara ke laut.
Catatan:
  1. Berdasarkan strukturnya kita dapat membandingkan dua teks anekdot dari abstraksi,orientasi,krisi,reaksi, atau koda.
  2. Berdasarkan bahasa kita dapat membandingkan kedua teks anekdot berdasarkan bahasa yang dipakainya dengan mengamati majas, ungkapan, pesan, pengandaian atau kalimat retoris yang ada di dalamnya.

Tidak ada komentar: