Kegiatan 2 Kerja Sama Membangun Teks
Negosiasi
Kalian
telah tahu bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk
mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan
kepentingan. Dalam dunia usaha, kegiatan negosiasi lazim dilakukan. Pada skala
besar, negosiasi dapat dilakukan antara negara satu dan negara lain. Pada skala
kecil, negosiasi hanya berlangsung antara pelaku usaha satu dan pelaku usaha
yang lain. Berikut ini, kalian dihadapkan pada teks yang berjudul “Negosiasi
antara Penjual dan Pembeli di Pasar Seni Sukawati”. Percakapan itu tergolong ke
dalam negosiasi yang Dalam dunia usaha, kegiatan negosiasi lazim dilakukan.
Pada skala besar, negosiasi dapat dilakukan antara negara satu dan negara lain.
147 Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
terjadi pada
skala kecil. Teks lain yang akan kalian pelajari adalah teks tentang ekspor
kain sarung ke Negeri Yaman. Teks ini bukan teks negosiasi, tetapi akan kalian
gunakan untuk menelusuri lebih jauh tentang negosiasi.
Setelah
membaca teks-teks tersebut, kerjakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan
perintah pada setiap tugas. Setiap perintah mengandung kekhususan, maka kalian
harus betul-betul cermat.
Tugas 1 Memahami Dialog Negosiasi antara
Penjual dan Pembeli
Bacalah dialog
berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan!
Negosiasi Antara
Penjual Dan Pembeli Di Pasar Seni Sukawati
Gambar 5.3 Patung sebagai barang seni yang dapat
dinegosiasikan harganya
Sumber:
http://www.asiawisata.com/bali-amazing-tour-05-h-04-m/
Dialog
ini berlangsung di kawasan Pasar Seni Sukawati, Denpasar, Bali. Penjual
barang-barang seni adalah seorang gadis Bali asli, sedangkan pembeli adalah
seorang ibu muda dari Eropa yang bisa berbahasa IndonesiaDi pasar itu dijual
barang-barang seni khas Bali. Pembeli bisa membeli barang-barang tersebut
dengan harga terjangkau, seperti perhiasan, tas, pakaian khas Bali, batik,
lukisan, dan patung.Salah satu patung yang dijual di pasar itu adalah Patung
Garuda Wisnu Kencana. Seperti terlihat pada gambar di atas, itu adalah patung
Dewa Wisnu yang sedang menaiki kendaraannya, burung garuda.Dalam dunia
pewayangan Jawa, Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara perdamaian dan keadilan.
Tahukah
kalian bahwa Dewa Wisnu adalah anak Bathara Guru dan Dewi Uma?
1.
|
Penjual
|
:
Good morning, Mam. Selamat pagi.
|
2.
|
Pembeli
|
:
Selamat pagi.
|
3.
|
Penjual
|
:
Mari, mau beli apa?
|
4.
|
Pembeli
|
:
Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
|
5.
|
Penjual
|
:
Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?
(Penjual
menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
|
6.
|
Pembeli
|
:
Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
|
7.
|
Penjual
|
:
Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, terbuat dari kayu. Yang dari kuningan
habis.
|
8.
|
Pembeli
|
:
Ya, dari kayu tidak apa-apa.(Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia
mengamatinya dengan cermat)
|
9.
|
Penjual
|
:
Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
|
10.
|
Pembeli
|
:
Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
|
11.
|
Penjual
|
:
Tiga ratus ribu.
|
12.
|
Pembeli
|
:
Wah, mahal. Dua ratus ribu ya?
|
13.
|
Penjual
|
:
Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di
tempat lain lebih mahal.
|
14.
|
Pembeli
|
:
Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
|
15.
|
Penjual
|
:
Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
|
16.
|
Pembeli
|
:
Dua ratus tujuh puluh lima ribu
|
17.
|
Penjual
|
:
Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh.Mau beli apa lagi?
|
18.
|
Pembeli
|
:
Tidak. Itu saja. Ini uangnya. (Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas
plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).
|
19.
|
Penjual
|
:
Ya, terima kasih.
|
20.
|
Pembeli
|
:
Terima kasih. Bye, bye.
|
21.
|
Penjual
|
:
Have a nice day.(Pembeli pergi meninggalkan kios itu)
|
(1) Siapa yang terlibat dalam negosiasi pada
peristiwa jual beli di Pasar Seni Sukawati itu?
Jelaskan latar belakang masing-masing.
(2) Apakah menjual karya seni lokal kepada orang
asing sudah merupakan bentuk promosi ke negara asal orang asing tersebut?
(1)
Orang asing itu sudah bisa berbahasa
Indonesia.
Dari cara ia berbicara, menuru perkiraan
kalian, apakah orang asing itu sudah pernah berkunjung ke Bali atau pulau lain di Indonesia?
(4) Apakah orang asing itu sudah mengerti tokoh
yang dijadikan patung tersebut?
Seandainya ya, dari mana kalian tahu?
Seandainya tidak, mengapa mengatakan tidak?
(5) Apa perbedaan yang ada antara penjual dan
pembeli?
Kalian dapat menjelaskan hal itu dari
segi budaya barat dan timur, budaya jual
beli di pasar, dan budaya jual beli di pasar
modern atau mal.
(6) Kesepakatan apa yang dicapai dalam negosiasi
itu? Dalam hal harga, siapa yang lebih mengalah?
(7) Pada tuturan ke berapa penjual menawarkan
barang lain?
(8) Menurut kalian, haruskah pembeli selalu
menuruti keinginan penjual dalam hal harga barang?
Sebaliknya, haruskah penjual selalu
memaksa pembeli untuk membeli?
(9) Pada waktu kalian membeli barang di pasar,
haruskah kalian menawar harganya terlebih dahulu?
Mengapa demikian? Bagaimana jika kalian
membeli barang di mal?
(10) Pada waktu membeli barang apa kalian dapat
memilih atau tidak dapat memilih barang yang kalian kehendaki?
Tugas 2 Menyusun Kembali Teks
Negosiasi tentang Penjual dan Pembeli
Kerjakan tugas
berikut ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan!
(1) Susunlah dialog yang terdiri atas 21 tuturan
itu ke dalam struktur teks yang baik!
(2) Bandingkan dengan struktur teks seperti
terlihat berikut ini:
orientasi^permintaan^pemenuhan^penawaran^persetujuan^pembelian^penutup.
Setujukah
kalian dengan penamaan setiap tahap pada struktur teks itu?
Mengapa kita
tidak menamai struktur teks itu hanya dengan pembukaan^isi^penutup seperti pada
negosiasi antara karyawan dan pengusaha pada Kegiatan 1?
1.
|
Penjual
|
:
Good morning, Mam. Selamat pagi.
|
}
|
Orientasi
|
2.
|
Pembeli
|
:
Selamat pagi.
|
||
3.
|
Penjual
|
:
Mari, mau beli apa?
|
||
4.
|
Pembeli
|
:
Ada patung Garuda Wisnu Kencana yang dibuat dari kayu?
|
}
|
Permintaan
|
5.
|
Penjual
|
:
Ya, ada. Di sebelah sana, yang besar atau yang kecil?
(Penjual
menunjukkan tempat patung yang ditanyakan pembeli)
|
||
6.
|
Pembeli
|
:
Yang sedang saja. Yang dibuat dari kuningan ada?
|
||
7.
|
Penjual
|
:
Ya, ini, tidak terlalu besar. Tapi, dibuat dari kayu. Yang dari kuningan
habis.
|
}
|
Pemenuhan
|
8.
|
Pembeli
|
:
Ya, dari kayu tidak apa-apa. (Patung itu sudah di tangan pembeli dan ia
mengamatinya dengan cermat)
|
||
9.
|
Penjual
|
:
Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.
|
||
10.
|
Pembeli
|
:
Saya pakai sendiri. Harganya berapa?
|
}
|
Penawaran
|
11.
|
Penjual
|
:
Tiga ratus ribu.
|
||
12.
|
Pembeli
|
:
Wah, mahal. Dua ratus ribu, ya?
|
||
13.
|
Penjual
|
:
Belum boleh. Dua ratus delapan puluh lima ribu. Ini sudah murah, Mam. Di
tempat lain lebih mahal.
|
||
14.
|
Pembeli
|
:
Tidak mau. Kalau boleh, dua ratus lima puluh ribu.
|
||
15.
|
Penjual
|
:
Belum boleh. Naik sedikit, Mam.
|
||
16.
|
Pembeli
|
:
Dua ratus tujuh puluh lima ribu.
|
}
|
Persetujuan
|
17.
|
Penjual
|
:
Ya, sebenarnya ini belum boleh. Tapi, untuk Nyonya boleh. Mau beli apa lagi?
|
||
18.
|
Pembeli
|
:
Tidak. Itu saja. Ini uangnya. (Penjual memasukkan patung itu ke dalam tas
plastik yang bertuliskan nama kiosnya. Pembeli memberikan uang pas).
|
}
|
Pembelian
|
19.
|
Penjual
|
:
Ya, terima kasih.
|
}
|
Penutup
|
20.
|
Pembeli
|
:
Terima kasih. Bye, bye.
|
||
21.
|
Penjual
|
:
Have a nice day. (Pembeli pergi meninggalkan kios itu)
|
(3)
Tahukah kalian, ternyata negosiasi antara karyawan dan pengusaha di atas
berlangsung untuk menyelesaikan konflik dan hanya dengan tiga tahap konflik
sudah terselesaikan?
Akan tetapi, negosiasi yang terjadi pada jual
beli lebih kompleks dan berjalan menurut alur yang lebih alami sehingga tiga
tahap saja belum cukup. Struktur teks itu akan menjadi lebih kompleks apabila
barang yang dibeli lebih dari satu dan keadaan pasar memungkinkan hal itu
terjadi. Kekompleksitasan itu menuntut tahap-tahap yang lebih banyak untuk
mewadahi peristiwa tutur yang ada.
(4) Betulkah orientasi itu sama saja dengan
pembukaan? Memang betul bahwa keduanya sama, tetapi cobalah berpikir lebih jauh
bahwa orientasi dimaksudkan sebagai inisiasi sebelum proses jual beli
berlangsung.
(5) Apakah negosiasi antara penjual dan pembeli
itu berhasil? Apakah keberhasilan itu dilihat dari terbelinya barang yang
dimaksud? Kalau pembeli tadi tidak jadi membeli, masihkah kalian menganggap
negosiasi itu berhasil?
(6) Negosiasi itu dilakukan dengan bahasa
persuasif, yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk. Salah satu buktinya
adalah penggunaan tuturan “Bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau
untuk suvenir”. Pada konteks jual beli patung tadi, jenis bahasa yang
demikian itu digunakan untuk membujuk pembeli agar transaksi jual beli
berhasil.
Carilah
ungkapan lain yang menunjukkan bahasa persuasif seperti itu.
Ungkapan persuasif itu adalah:
(a) ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
(b) ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
(c) ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
(d) ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
(e) ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
|
(5)
Susunlah kembali teks tersebut dengan
mengubah barang yang dijual (tidak harus benda seni), pelaku yang terlibat, dan
tempat jual beli. Jika perlu, kalian boleh membuat variasi pelaku. Misalnya,
transaksi terjadi antara orang Indonesia dan orang Indonesia atau antara orang
Indonesia dan orang asing yang berasal dari lebih dari satu negara.
(6)
Bandingkan teks kalian dengan milik
teman-teman kalian. Perbaiki lagi apabila masih dirasa perlu.
(7)
Setelah itu, kalian dapat berpasangan
untuk memperagakan teks tersebut. Apabila sudah selesai, berganti peranlah:
yang tadi menjadi penjual sekarang menjadi pembeli.
(10)
Ubahlah teks dialog tersebut menjadi teks monolog. Teks kalian tidak
perlu panjang. Permulaan dan akhir teks itu telah dibuat. Kalian hanya
melengkapi bagian tengahnya. Pada suatu hari, seorang ibu muda dari Eropa
pergi ke Pasar Seni Sukawati untuk membeli patung yang terbuat dari
kayu. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Setelah membayar, ibu muda itu
mengucapkan “Selamat tinggal” dan pergi meninggalkan toko.
|
Tugas 3 Membaca Teks "Ekspor
Kain Sarung ke Negeri Yaman"
Bacalah teks
yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” berikut ini. Teks ini menggambarkan kesuksesan Haji
Sultoni dalam menjalankan usaha kain sarung. Setelah membaca teks ini, kalian
memahami bahwa setelah ia mendapatkan dukungan dari sebuah bank, usahanya
berkembang pesat.
Gambar 5.4 Kain
Sarung dalam kisah kesuksesan wirausaha
Sumber: www.indonesiarayanews.com
Ekspor Kain Sarung Ke Negeri Yaman
1. Kain sarung ternyata tidak hanya digemari
oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga
oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan,
dan
Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti
Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk
digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
2. Kain sarung asal Indonesia, menurut H.
Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan
Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur
Tengah itu, pada tahun 2005 ia
mengekspor
kain sarung ke kawasan tersebut.
3. Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional
asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan
mesin
(ATBM).
Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan
bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses
produksi kain sarung dengan ATBM ini,
mereka sangat
tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi
daya tarik bagi masyarakat di Kawasan Timur Tengah. Jenis kain ini tidak panas
jika dipakai pada siang hari dan hangat
jika dipakai
pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya 155 Bahasa
Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik tarik. Sebagian besar memilih kain yang
bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.
4. H. Sultoni mendirikan usaha tenun tradisional
ini sejak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat
ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang
ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. Salah satu kejeliannya
adalah memproduksi kain tenun sarung khusus dari bahan rayon. Jenis kain sarung
dari bahan rayon ini memiliki pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati
jika dipasarkan di kawasan yang memiliki suhu ekstrem, seperti Kawasan Timur
Tengah.
5. Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni
sejak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama
kalinya ia menggunakan jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank
tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk
membeli bahan baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, usaha tersebut makin
bertambah besar.
6. Keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan
usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan
kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat karena
dapat menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup
bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang
memadai di
desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
7 Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi
30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600
orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan
omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin
plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar
dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank
tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan
kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke
berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.(Diadaptasi dari:
Wirausaha & Keuangan, Edisi 94/2012: 65)
(1)
Tentu kalian setuju bahwa untuk
mendapatkan bantuan kredit dari bank pengusaha yang diceritakan dalam teks
tersebut harus mengajukan usulan yang dilengkapi dengan program yang
jelas. Sekarang, buatlah teks dialog
yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain (seperti Haji
Sultoni pada teks di atas) dan pihak perbankan.
Gambarkan
bahwa untuk mengembangkan usahanya pengusaha itu mengajukan kredit kepada
bank sebesar Rp200.000.000,00. Ia menemui kepala bagian kredit untuk
bernegosiasi, tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui
Rp150.000,000,00. Untuk membantu
kalian, gunakan kerangka dan struktur teks di bawah ini. Kalian boleh mengerjakan tugas ini secara
berkelompok dan setelah selesai bandingkanlah hasil kerja kalian dengan milik
kelompok lain! Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
|
||
1.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
|
}
|
|
2.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3. Pengusaha : ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
|
Orientasi
|
|
4.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ...
|
}
|
Pengajuan
|
5.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ....
... ...
6.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ... ...
|
||
7.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ...
|
}
|
|
8.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 9. Pengusaha : ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
10.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
11.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
12.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
|
Penawaran
|
|
13.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
|
||
14.
Pihak bank ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ...
... ...
15.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
16. Pihak bank ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ..
|
}
|
Persetujuan
|
17.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
|
}
|
Penutup
|
18.
Pihak bank : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
19.
Pengusaha : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ......
... ...
|
(2) Setelah menyelesaikan teks negosiasi di atas,
peragakan teks negosiasi tersebut secara berpasangan. Salah seorang bertindak
sebagai pengusaha dan yang lain bertindak sebagai pihak bank. Agar tidak terasa
kaku, kalian
boleh
memodifikasi teks yang telah kalian buat tersebut. Akan tetapi, apabila kalian
terlalu banyak melakukan improvisasi, dikhawatirkan kalian akan keluar dari
struktur teks yang diharapkan. Apabila sudah selesai,
kalian dapat
berganti peran. Siswa yang tadi menjadi pengusaha sekarang menjadi pihak bank.
(3) Bacalah teks negosiasi antara pengusaha dan
pihak bank yang telah kalian buat
tersebut sekali lagi. Susunlah kembali teks tersebut ke dalam bentuk prosa
monolog, bukan dialog. Buatlah teks ke
dalam tiga paragraf saja. Paragraf pertama pembukaan, paragraf kedua isi, dan
paragraf ketiga penutup.
(4) Bandingkan hasil kerja kalian dengan milik
teman-teman kalian. Berdasarkan masukan dari teman-teman kalian, perbaikilah
pekerjaan kalian itu!
Tugas 4 Bernegosiasi melalui Surat
Penawaran
Kerjakan
sesuai dengan petunjuk yang diberikan!
(1) Pengusaha Indonesia yang akan mengekspor
barang tentu saja mempunyai hubungan dengan orang yang akan mengimpor barang
tersebut. Sebelum proses ekspor impor terjadi, pengekspor atau pengusaha
bernegosiasi terlebih dahulu lewat surat dengan menawarkan barangnya kepada
calon pengimpor di luar negeri dan calon pengimpor itu menanggapinya lewat
surat pula. Bayangkan, calon pengimpor itu
dapat berbahasa Indonesia sehingga pengusaha tersebut menawarkan barangnya
lewat surat yang ditulis dengan bahasa Indonesia. Buatlah surat penawaran
seperti contoh berikut ini.
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ...
|
(1) Buatlah surat jawaban dari Tuan Henry
Tompsons kepada Haji Fathoni. Katakan bahwa Tuan Henry Tompsons akan membeli
120 kodi kain batik tulis. Ia akan membayar terlebih dahulu setengah dari harga
yang disepakati. Sisanya akan dibayar setelah barang yang dipesan sampai di
tempat.
Tugas 5 Memahami Teks
"Kesalahpahaman"
Ikutilah
petunjuk yang diberikan pada setiap nomor!
(1)
Teks yang berjudul “Kesalahpahaman”
berikut ini adalah teks negosiasi.
Bacalah teks ini berulang-ulang, kemudian
jelaskan apa yang terjadi!
KESALAHPAHAMAN
1.
|
Resepsionis
|
:
Selamat siang. Bapak memerlukan bantuan kami?
|
2
|
David
|
:
Maaf, saya kira telah terjadi kesalahan pada tagihan kami. Kami tidak makan
malam di sini tadi malam.
|
3.
|
Resepsionis
|
:
Mohon maaf, Bapak. Tagihan ini berasal dari restoran hotel ini. Di sini
terdapat tanda tangan Bapak.
|
4,
|
David
|
:
Tetapi, itu bukan tanda tangan saya. Saya akan berbicara dengan manajer.
|
5.
|
Resepsionis
|
:
Maaf, Bapak. Manajer sedang sibuk.
|
6.
|
David
|
:
Ya, tetapi saya harus menjelaskan persoalan ini kepada manajer Saudara.
|
7.
|
Resepsionis
|
:
Maaf, Bapak. Ini tagihan dari restoran dan tanda tangan ini adalah tanda
tangan Bapak. Berarti Bapak dan istri
Bapak makan di restoran ini tadi malam.
|
8.
|
David
|
:
Maaf, izinkan saya bertemu manajer Saudara. Saya harus berbicara dengannya.
|
9.
|
Resepsionis
|
:
Ya, mohon ditunggu.Setelah David berada di ruang manajer. Manajer Bapak
mengajukan keluhan tentang tagihan itu, Pak?
|
10.
|
David
|
:Ya,
saya kira telah terjadi kesalahan tagihan untuk saya. Kami berdua tidak makan
malam di restoran hotel ini. Kami makan malam di restoran seberang jalan
karena restoran ini tadi malam penuh
|
11.
|
Manajer
|
:
Tetapi, tanda tangan ini seperti tanda tangan Bapak.
|
12.
|
David
|
:
Bukan. Ini bukan tanda tangan saya.
|
13.
|
Manager
|
:
Coba saya cek sekali lagi. Oh, maaf. Saya mohon maaf. Ada orang lain lagi
yang bernama David, sama dengan nama Bapak. Beliau bersama istrinya makan
malam di restoran hotel ini tadi malam. Jadi, itu bukan Bapak. Saya
betul-betul mohon maaf atas kesalahpahaman ini.
|
14.
|
David
|
: Ya, tidak apa-apa.
|
15.
|
(Diadaptasi
dari Encounters Part B, 1987: 102).
|
(2) Pada tuturan ke berapakah David diizinkan
untuk bertemu manajer hotel?
Mengapa semula David tidak diizinkan
untuk bertemu manajer itu?
(3) Jika kalian menjadi David dan istrinya,
apakah kalian marah? Apa yang akan kalian lakukan?
(4) Perhatikan dengan teliti pasangan tuturan
berikut ini, kemudian tentukan apakah pasangan itu:
(a) menyuruh–memenuhi suruhan;
(b) meminta–menolak permintaan;
(c) memberi informasi–menerima informasi;
(d) mengancam–menolak ancaman;
(e) mengancam–menerima ancaman.
4. David : ... Saya akan berbicara dengan
manajer. ... ... ... ... ...
5. Resepsionis : Maaf, Bapak. Manajer sedang
sibuk.
(5)
Susunlah kembali teks tersebut dengan menceritakannya dalam bentuk
monolog. Mulailah cerita kalian itu dengan pembukaan dan akhirilah dengan
penutup sebagaimana contoh pada format di bawah ini. 161 Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan AkademikPada suatu malam, David dan istrinya menginap di
sebuah hotel. Karena
restoran di hotel itu sudah penuh, mereka tidak
makan malam di hotel itu. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .....
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Akhirnya, manajer hotel itu meminta maaf kepada
David. Tentu saja, David memaafkannya.
|
1 komentar:
bisa nggak titik-titik pada teks monolog yang berjudul kesalahpahaman diisi :)
Posting Komentar