Prosedur
Penilaian
(rangkuman referensi Guru Bahasa indonesia}
Agar
alat Penilaian yang dipergunakan telah memenuhi kevalidan dan reliabel, maka dalam mengembangkannya terdapat
beberapa urutan kerjayang harus dilakukan, yaitu: (1) enjabarkan kompetensi
dasar ke dalam Indikator
pencapaian hasil belajar, (2) menetapkan kriteria ketuntasan setiapindicator,
(3) penetapan teknik penilaian, (4) pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria
ketuntasan, aspek penilaian dan teknik penilaian,
(4) menyusun kisi-kisi, (5) menulis soal dan menyusun pedoman penskoran, (6) memvalidasi soal, (7) merakit
soal menjadi perangkat tes, (8)menguji coba dan menganalisis serta (9) memperbaiki
tes sehingga menjadi tes yang baik.
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Langkah awal yang harus dilakukan dalam
mempersiapkan bahan ulangan/ujian
agar bahan tersebut memiliki validitas, yaitu dengan menentukan kompetensi dan materi yang akan
diujikan. Pada alat Penilaian
bentuk tes setelah kegiatan penentuan kompetensi dan materi
yang akan ditanyakan selesai dikerjakan, maka
kegiatan berikutnya adalah menyusun
indikator . Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/ menunjukkan
ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti:
mengidentifikasi, membedakan,
menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator
pencapaian hasil belajar
dikembangkan oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik, keluasan dan
kedalaman kompetensi dasar, dan daya dukung
sekolah, misalnya kemampuan
guru dan sarana atau perasarana penunjang. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi
beberapa indikator pencapaian
hasil belajar. Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang
digunakan untuk melakukan
penilaian.
b. Menetapkan Kriteria Ketuntasan setiap
indikator
Setelah menjabarkan kompetensi dasar menjadi
beberapa indikator, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Rentang persentase kriteria
ketuntasan setiap indikator antara 0% – 100%.
Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator
adalah 75%. Namun, satuan pendidikan dapat
menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator < 75% atau >75% . Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan adalah tingkat
kemampuan akademis peserta didik,
kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik serta ketersediaan sarana dan prasarana.
c. Penetapan Teknik Penilaian
Penetapan teknik penilaian mempertimbangkan
ciri indikator. Apabila tuntutan indikator
melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance) dan apabila tuntutan indikator
berkaitan dengan pemahaman konsep, maka
teknik penilaiannya adalah tertulis.
d. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, Indikator, KriteriaKetuntasan, Aspek penilaian dan Teknik Penilaian
Contoh: Pemetaan standar kompetensi, kompetensi
dasar, Indikator, criteria ketuntasan,
aspek, dan teknik penilaian
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X / 1
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
KK
|
Aspek
|
Teknik Penilaian
|
|||||
T
r
t
u
l
i
s
|
U
n
j
u
k
K
e
r
j
a
|
P
r
o
d
u
k
|
P
r
o
y
e
k
|
S
i
k
a
p
|
P
o
r
t
o
f
o
l
i
o
e
s
|
|||||
Menulis
|
Menulis
|
Menulis
|
||||||||
Mengungkap- kan pikiran, dan
perasaan melalui kegiatan menulis puisi
|
puisi lama dengan memperhati kan
bait, irama, dan rima
|
• Peserta didik dapat menulis puisi
dengan memperhatika n bait
• Peserta didik dapat menulis puisi
dengan memperhatika n irama dan rima.
• Peserta didik dapat menulis puisi
dengan memperhatika n irama dan rima.
|
70 %
|
70 %
|
e. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi (test blue-print atau table of
specification) merupakan rancangan khusus
tentang kompetensi dan aspek/prilaku yang akan diukur dan menjadi dasar penyusunan soal. Tujuan penyusunannya
adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan tekanan penilaian yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Ada
beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi agar kisi-kisi yang dibuat merupakan kisi-kisi
yang baik. Persyaratan tersebut di antaranya:
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi
silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan
secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas
dan mudah dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat
dibuatkan soalnya.
Wujud kisi-kisi dapat berbentuk format atau
matriks yang isinya tergantung pada bentuk alat
penilaian yang dipergunakan. Berikut contoh masing-masing format atau matriks.
Contoh format kisi-kisi tes tertulis dan unjuk
kerja
FORMAT KISI-KISI
SOAL TES PRESTASI BELAJAR
Jenis Sekolah
|
:
|
Jumlah Soal
|
:
|
|||||||
Alokasi waktu
|
:
|
Kelas :
|
:
|
|||||||
Mata Pelajaran
|
:
|
Bentuk Soal
|
:
|
|||||||
:
|
:
|
|||||||||
No
|
Kompetensi Dasar
|
Bahan/
semester
|
Materi
|
Indikator
|
No.
Soal
|
|||||
f. Penulisan Butir Soal dan Pedoman
Penskorannya
Penulisan soal merupakan suatu kegaiatan yang
sangat penting dalam penyiapan
bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator yang sudah
disusun di dalam kisi-kisi dan bentuk soal
yang dipakai. Penggunaan bentuk soal yang tepat, sangat bergantung pada perilaku yang akan diukur.
Penulisan butir soal harus diimbangi dengan
pedoman penskorannya. Pedoman
penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal bentuk essai, agar subjektivitas korektor dapat diperkecil.
Pedoman penskoran merupakan
petunjuk yang menjelaskan tentang kriteria
jawaban atau aspek yang dinilai sesuai dengan
butir soal yang telah dirumuskan