1. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari
makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu
siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela “ideologi”nya itu. Padahal hal
tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya
kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati
itu sudah tidak punya kepentingan lagi.” Katanya.
******************************
2. Berdoa Sebelum Makan
Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau
bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak
ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri
senang berburu binatang buas.
Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor
pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang
pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata
tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera
berlari mengambil langkah seribu. Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang
yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya
berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.
Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena
ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan,
dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan
kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika
sedang berdoa. Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak
menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?”
Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”
*******************************
3. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King
Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan
untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara
kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan
merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri
mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai
serban, mereka itu pasti kyai.”
*******************************
4. Obrolan Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari
suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis
terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan
Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa…
Setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi
kebanggaan negerinya.Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan
tangannya dan sesaat kemudian dia berkata: “Wah kita sedang berada di atas New
York!”
“Itu.. patung Liberty kepegang!”, jawab Clinton dengan
bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut
menjulurkan tangannya keluar. “Tau nggak… kita sedang berada di atas kota
Paris!”, katanya dengan sombongnya.
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!”, teriak
Gus Dur.
“Lho kok bisa tau sih?” tanya Clinton dan Chirac heran
karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus
Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat…
“Ini… jam tangan saya ilang…”, jawab Gus Dur kalem.
Presiden Indonesia: “Wah… kok bisa tau juga?”
“Itu… menara Eiffel kepegang!”, sahut presiden Perancis
tersebut.
Presiden Indonesia (Gus Dur): “Lho kok bisa tau sih?”
*******************************
5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan
serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu
bapaknya dibuat sate babi!
*******************************
6.Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai
Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di
Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah
yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit
mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin
marak di Jakarta Pak?” tanya seorang menterinya.
“Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo,
becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal
kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”
*******************************
7. Membuang Presiden
Apa akibatnya kalau seorang presiden terlampau lama
memegang kekuasaan? Apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya
sendiri? Tentu rakyat akan protes dan marah, karena menganggap presidennya
telah berkhianat.
Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina
yang punya tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya,
anak-anal sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.
Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan
menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat
terbang.
Kakaknya tak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan
adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari
adiknya.
Anak perempuan presiden juga ingin populer, tapi tidak
mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun
bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya
itu.
“Mas kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku
sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”
“Gampang sekali: Buang saja ayah nona dari atas pesawat.”
*******************************
8. Becak, Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada
Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan
cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang
pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan
garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak
tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu
kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang
mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itukan
ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca
maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab
si tukang becak sambil cengengesan.
*******************************
9. Argometer Japan yang Cepat
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang
seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan,
tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga
si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”
Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi
tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat
cepat.” Enggak lama kemudian lewat lagi
satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi
made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat
si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
taksi bilang ke si Jepang.
Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Its not that far from the
hotel…!!”
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat
cepat sekali!!”
*******************************
10. Pikiran porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan
yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari
upaya Gus Dur menyampaikan joke.”Alquran itu kita suci yang paling porno. Ya
kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya
udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih
ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka,
di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih
sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi porno kalau yang baca lagi
punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera
menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan.
Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin
kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara
pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
*******************************
11. Atlet Berlari dikejar Serdadu
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti
Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara
masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap
negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa
mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke
Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi
di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan
pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor
tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai
berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali
bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya
yang mau menembak saya.”
*******************************
12. Peluru Juga Habis…
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama
setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya
pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang
rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi
manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat
tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang,
dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow
untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti,
setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di
buku catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi
yang tak kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju
ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek,
banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB.
Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung!
dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan
penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi
rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar
sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru
juga habis!
*******************************
13. Jawaban Ho..oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat
sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian
bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?” “Ho oh,”
jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian
bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini
Jalan Sudirman?” Polisi menjawab, “Betul.”
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya
dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama
ajudannya. “Apa ini Jalan Sudirman?” Gus Dur menjawab “Benar.”
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga
jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa
waktu tanya tukang rokok dijawab “Ho oh,” lalu tanya polisi dijawab “betul” dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata “benar.”
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, “Ooh begini,
kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang
bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang
bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar.”
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya,
“Jadi Anda ini seorang sarjana?”
Dengan spontan Gus Dur menjawab, “Ho … oh!”
*******************************
14. Syukur Tidak Bisa memanjat
Guyonan itu, rupanya, tidak berlebihan. Meski sudah
banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR Kamis lalu bakal
ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. Kalau bukan kiai,
mana berani menjadikan pidato Ketua DPR Akbar Tandjung sebagai sasaran humor?
Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato dengan memanjatkan syukur. Maka,
Gus
Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa:
syukur memang perlu dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden kini
banyak ditunggu penonton televisi. Padahal, dulu-dulu kalau presiden pidato di
TV banyak yang mematikan TV-nya. Begitu tidak menariknya pidato presiden di
masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan
mendengarkannya. Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti
mendengarkan. Untuk itu,
perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus
nonton televisi.
*******************************
15. Gus Dur Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat
kesengsem seorang artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen, Jawa Tengah. Saking gemesnya, artis itu dengan
santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi. Jelas
beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiai nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang
sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi
cuma bisa disimpan di dalam hati.
“Loh Gus, kok Gus Dur diam saja sih disun sama
perempuan?’”
Dengan santai dan.. silakan bayangin sendiri gayanya, Gus
Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan
jangan pengen….”
Baca Juga : Selamat Jalan Gus Dur…Bapak Demokrasi-Pluralisme
(Biografi)
About these ads