Negosiasi atau
perundingan merupakansuatu proses tawar-menawar antara pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik. Dalam perundingan ini diharapkan ada kesepakatan
nilai antara dua kelompok tersebut. Atau Robs mengatakan negosiasi dapat di
definisikan sebagai proses yang di dalamnya terdapat dua pihak/lebih bertuka
barang atau jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi
mereka. Robbins (1999) menawarkan 2 strategi perundingan, yang meliputi:
a. Tawar-menawar
distributif, artinya perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap
sumberdaya (suatu situasi kalah menang).
b. Tawar-menawar
integratif, yaitu perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau lebih
yang dapat menciptakan pemecahan menang-menang.
Negosiasi adalah
proses komunikasi yang kompleks, semuanya semakin jelas kalau satu babak
negosiasi hanya merupakan episode hubungan dalam jangka yang lebih panjang.
Keadaan seperti itu seringkali merupakan kasus dalam hubungan karyawan dengan
pihak manajemen.
Persiapan merupakan perhatian kunci bagi
negosiator. Persiapan tersebut harus menyertakan tinjauan proses negosiasi yang
terjadi sebelumnya dan hasil dari negosiasi tersebut. Negosiator mengambil
resiko cukup besar bila dia beranggapan bahwa sejarah tidak penting bagi pihak
lain.
Kaitan antara hubungan dengan waktu dalam
proses negosiasi sangatlah masif. Strategi
organisasi dan rencana fungsional akan berfungsi sebagai pedoman dan
nilai ambang yang menentukan batas mengenai apa yang harus dan tidak boleh
dilakukan oleh negosiator.
Nimran (1999) menawarkan beberapa
strategi manajemen konflik, yaitu:
1) Strategi
kompetisi, disebut strategi kalah-menang, yaitu penyelesaian masalah dengan
kekuasaan.
2) Strategi
kolaborasi atau strategi menang-menang dimana pihak yang terlibat mencari cara
penyelesaian konflik yang sama-sama menguntungkan.
3) Strategi
penghindaran, yaitu strategi untuk menjauhi sumber konflik dengan mengalihkan
persoalan sehingga konflik itu tidak terjadi.
4) Strategi
akomodasi, adalah strategi yang menempatkan kepentingan lawan diatas
kepentingan sendiri. Strategi ini juga disebut dengan sifat mengalah.
5) Strategi
kompromi, yaitu strategi kalah-kalah dimana pihak-pihak yang terlibat konflik
sama-sama mengorbankan sebahagian dari sasarannya dan mendapatkan hasil yang
tidak maksimal
Kharakteristik Negosiasi
Negosiasi memiliki sejumlah karakteristik
utama, yaitu:
1. senantiasa melibatkan orang –
baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau
dalam kelompok;
2. memiliki ancaman terjadinya atau di
dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi
kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3. menggunakan cara-cara
pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar
(barter);
4. hampir selalu berbentuk
tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut
hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan
terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah
adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan
itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
Langkah-langkah bernegosiasi
1) Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya.
Hal
kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita
dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan
melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah
sadar (subconscious reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam
pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara
mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri.
2) Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang apa pun di
tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat
tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan
singkat
d. Berikan senyum dan katakan
sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan
Memulai proses bernegosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi
adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita.
Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
1) Tunggu saat yang tepat bagi
kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
2) Sampaikan pokok-pokok keinginan
atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
3) Tekankan bahwa anda atau
organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
4) Sediakan ruang untuk
manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya
atau tidak
5) Sampaikan bahwa ”jika mereka
memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give
us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas
apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita
berikan.
Langkah
kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif
apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan
efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya
bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan
selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi
yang relaks namun penuh perhatian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar